Powered By Blogger

Kamis, 28 Maret 2013

MALARIA

Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang menyerang sel darah merah. Gejala khas malaria antara lain menggigil, demam, nyeri persendian dan berkeringat. Menurut sejarahnya, malaria sudah menginfeksi sejak manusia diciptakan. Sampai saat ini ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium falciparum. Plasmodium yang saya sebutkan terakhir merupakan yang paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa.
Bagaimana sih caranya malaria menulari manusia?
Proses penularan parasit ini sebenarnya sangat kompleks dan terdiri dari beberapa fase. Mulai dari fase parasit di dalam tubuh nyamuk anopheles yang kemudian dilanjutkan dengan fase parasit tersebut di dalam tubuh manusia. Saat menginfeksi manusia pertama kali, parasit malaria berbentuk sporozit. Selanjutnya sporozit akan menuju hati melalui peredaran darah dan menjadi dewasa disana. Setelah dewasa ia akan menginfeksi sel darah merah manusia. Saat inilah gejala malaria muncul. Bila orang tersebut digigit oleh nyamuk anopheles lagi maka parasit yang ada dalam sel darah merah orang tersebut akan masuk kembali ke tubuh nyamuk dan berkembang biak disana. Begitulah siklus tersebut berulang ulang seperti lingkaran setan.
Apa saja tanda dan gejala malaria?
Gejala malaria sebenarnya mirip dengan gejala flu biasa seperti demam, menggigil, nyeri otot persendian dan sakit kepala. Beberapa pasien dapat mengalami mual, muntah, batuk dan diare. Gejala yang paling khas dari malaria adalah adanya siklus menggigil, demam dan berkeringat yang terjadi berulang ulang. Pengulangan bisa berlangsung tiap hari, dua hari sekali atau tiga hari sekali terggantung jenis malaria yang menginfeksi. Gejala lain yang dapat terjadi adalah warna kuning pada kulit akibat rusaknya sel darah merah dan sel hati.
Orang yang terinfeksi plasmodium falciparum berat akan mengalami perdarahan hebat, syok, gagal hati atau ginjal, masalah pada sistem saraf pusat, koma dan kematian. Bila sudah menyerang otak dapat mengakibatkan malaria serebral yang ditandai dengan kejang dan koma. Saat ini angka kematian menjadi sangat tinggi yaitu 15% – 20% walaupun sudah diberikan pengobatan.
Bagaimana mengobati malaria?
Ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam pengobatan malaria yaitu : jenis plasmodium yang menginfeksi, keadaan klinis pasien (usia dan kehamilan) dan jenis obat yang cocok untuk plasmodium penginfeksi. Jenis obat yang cocok terggantung dari daerah geografis tempat plasmodium tersebut hidup. Hal tersebut karena adanya plasmodium yang sudah resisten terhadap beberapa obat pada daerah daerah tertentu. Jadi pengobatan malaria tidaklah bisa dikatakan mudah. Diperlukan dokter yang berpengalaman dalam hal ini untuk dapat memberikan pengobatan yang pas.
Malaria ringan dapat diberikan obat oral sedangkan malaria berat yang mempunyai gejala klinis perdarahan harus di observasi di rumah sakit dengan pengobatan intra vena.
Bagaimana mencegah infeksi malaria?
Jika anda merencanakan bepergian ke daerah endemis malaria maka sebaiknya anda berkunjung terlebih dahulu ke dokter untuk mendapatkan obat pencegah malaria. Sampai saat ini belum ada vaksin yang bagus untuk malaria tetapi penelitian tentang ini masih terus berlanjut.
Jika memang tidak terpaksa, janganlah berpergian ke daerah endemis malaria. Hindari gigitan nyamuk terutama pada pagi dan sore hari. Pergunakan pakaian yang melindungi anda dari gigitan nyamuk. Gunakan lotion anti nyamuk atau obat nyamuk sebelum anda memutuskan untuk tidur. Gunakan kelambu pada tempat tidur anda dan lindungi lubang ventilasi kamar anda dengan kawat nyamuk.

Gejala, Penyebab, dan Akibat Stroke


Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
penyumbatan_pembuluh_darah
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
  1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
  2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
  3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
  1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
  2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

Tanda dan Gejala-gejala Stroke

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:
  1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
  2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
  3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.

Faktor Penyebab Stroke

Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.
Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.

Derita Pasca Stroke

Sudah Jatuh tertimpa Tangga Pula, peribahasa itulah yang tepat bagi penderita Stroke.
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:
  • 1/3 --> bisa pulih kembali,
  • 1/3 --> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
  • 1/3 sisanya --> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.
Akibat Stroke lainnya:
  • 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.
  • 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
  • 70% menderita depresi.
  • 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.
Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.
Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.

gejala kejang epilepsi



Kejang dapat menyebabkan perubahan spontan dalam gerakan tubuh atau fungsi, sensasi, kesadaran, atau perilaku.
Kejang sering dikaitkan dengan kontraksi tiba-tiba dan tidak disengaja dari sekelompok otot dan kehilangan kesadaran.
Namun, kejang juga dapat sebagai halus sebagai mati rasa sekilas dari bagian tubuh, kehilangan jangka singkat atau panjang memori, perubahan visual, penginderaan / pemakaian dari bau yang tidak menyenangkan, sensasi epigastrium yang aneh, atau sensasi rasa takut dan total keadaan kebingungan.
Kejang dapat berlangsung dari beberapa detik untuk status epilepticus, sekelompok terus menerus kejang yang sering mengancam jiwa tanpa intervensi langsung. Oleh karena kejang biasanya diklasifikasikan sebagai motor, sensorik, otonom, emosional atau kognitif.
Setelah kejang, sementara otak sudah mulai pulih, ada dapat menjadi kerugian sementara memori, biasanya memori jangka pendek.
Dalam beberapa kasus, awal penuh peristiwa kejang didahului oleh beberapa sensasi yang dijelaskan di atas, disebut epilepsi memusingkan.
Sensasi ini dapat berfungsi sebagai peringatan bagi penderita bahwa kejang tonik-klonik umum akan segera terjadi.
Ini "sensasi peringatan" adalah kumulatif disebut aura''''. Selain itu, umumnya percaya antara penyedia layanan kesehatan bahwa kejang banyak, terutama pada anak-anak, yang didahului oleh takikardia yang sering berlanjut di seluruh kejang.
Peningkatan denyut jantung awal mungkin melengkapi aura sebagai tanda peringatan fisiologis kejang dekat.
Beberapa pasien dapat memberitahu saat kejang akan terjadi. Beberapa gejala yang dialami oleh orang sebelum kejang mungkin termasuk pusing, ringan, mengencangkan dada, dan mengalami beberapa hal dalam gerak lambat sesaat sebelum kejang.
Gejala yang dialami oleh seseorang selama kejang tergantung di mana di otak gangguan dalam aktivitas listrik terjadi.
Kejang parsial dan frontal dan pembuangan epilepsi fokal cenderung terjadi lebih selama tidur dibanding saat terjaga. Sebaliknya, kejang nonepileptic psikogenik yang langka antara tengah malam dan 6 yang m. dan tidak pernah terjadi selama tidur.
Epilepsi umum namun tidak fokus epilepsi lebih tinggi di pagi hari mungkin mencerminkan variasi diurnal dalam rangsangan kortikal.
Seseorang mengalami kejang tonik-klonik mungkin menangis, kehilangan kesadaran dan jatuh ke tanah, dan mengejang, sering keras.
Seseorang mengalami kejang parsial kompleks mungkin tampak bingung atau linglung dan tidak akan mampu untuk menjawab pertanyaan atau arah.
Beberapa orang mengalami kejang yang tidak dilihat orang lain. Kadang-kadang, satu-satunya petunjuk bahwa seseorang mengalami kejang absen berkedip cepat, kebingungan luar biasa selama beberapa detik atau kadang-kadang ke jam.