Powered By Blogger

Sabtu, 26 Februari 2011

MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR DALAM UNIVERSITY EDUCATION


A.             Berpikir Terarah
Berpikir terarah adalah proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu, biasanya pada pemecahan persoalan.
1.    Macam Berpikir Terarah

Kritis edukatif
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi.  Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitab dengan penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan menilai/memutuskan.
Pengertian edukatif yaitu (1) bersifat mendidik; dan (2) berkenaan dengan pendidikan. KBBI juga memuat pengertian menghibur sebagai ‘menyenangkan dan menyejukkan yang susah; melipur’.
Kritis edukatif berarti membuat keputusan atau pemilihan terhadap suatu masalah dan menilai baik atau buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan, menambah atau mengurangi suatu gagasan.

Berpikir Kreatif
Definisi kreatif
1. Having power to create, requiring intellegence and imagination / Mengerahkan kemampuan mencipta dengan mendayagunakan intelejensi dan imajinasi . (Oxford Dictionary)
2. Having the ability to create, by originality of thought, showing imagination / Membiasakan diri mencipta melalu pemikiran yang orisinal dan memperlihatkan imajinasi . (The Newcollins International Dictionary)
3. Kreatif adalah kemampuan mental dan berbagai jenis kesanggupan khas manusia yang dapat melahirkan yang unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.
4. Kreatif adalah kelincahan mental dan berpikir “dari dan ke” segala arah, memiliki fleksibilitas konseptual.
5. Kreatif adalah menemukan, menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah, menambah (Munandar, Utami. 1999).
6. Kreatif adlah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
7. Kreativitas; daya cipta adalah kemampuan menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang membawa sifat baru atau mengkombinasikan ide atau metode yang lama dengan cara baru. (Kamus Istilah Manajemen LPM).
8. Howar Gardner , seorang pakar dibidang peningkatan kemampuan berpikir mengatakan bahwa individu kreatif adalah seseorang yang senantiasa menyelesaikan masalah , atau bisa mengajukan sesuatu yang baru yang menjadi produk yang bernilai dalam bidang tertentu
Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya, seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut J.C. Coleman dan C.L. Hammen (1974), berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru - dalam konsep, pengertian, penemuan, karya seni.
Menurut ahli lain, Dr. Jalaludin Rakhmat (1980) untuk bisa berpikir secara kreatif, si pemikir sebaiknya berpikir analogis.
Jadi, proses berpikirnya dengan cara menganalogikan sesuatu dengan hal lain yang sudah dipahami. Kalau menurut pemahaman si pemikir, kesuksesan adalah keberhasilan mencapai suatu tujuan, maka saat ia berpikir tentang kesuksesan, ciri-ciri berupa "berhasil mencapai tujuan" menjadi unsur yang dipertimbangkan.
Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif
Seseorang dikatakan kreatif tentu ada indikator-indikator yang menyebabkan seseorang itu disebut kreatif. Indikator yang sebagai ciri dari kreativitas dapat diamati dalam dua aspek yakni aspek aptitute dan nonaptitute. Ciri-ciri aptitute adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitute adalah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan indikator kreativitas dikemukan oleh (Munandar, S. C. U, 1992) sebagai berikut :
1. Dorongan ingin tahu besar
2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah
4. Bebas dalam menyatakan pendapat
5. Mempunyai rasa keindahan
6. Menonjol dalam salah satu bidang seni
7. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
8. Rasa humor tinggi
9. Daya imajinasi kuat
10. Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal, yang jarang diperlihatkan orang lain)
11. Dapat bekerja sendiri
12. Senang mencoba hal-hal baru
13. Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)
 D.W. Mckinnon (1962) menyatakan, selain menghasilkan sesuatu yang baru, seseorang baru bisa dikatakan berpikir secara kreatif apabila memenuhi dua persyaratan.
Pertama, sesuatu yang dihasilkannya harus dapat memecahkan persoalan secara realistis.
Kedua, hasil pemikirannya harus merupakan upaya mempertahankan suatu pengertian atau pengetahuan yang murni. Dengan kata lain, pemikirannya harus murni berasal dari pengetahuan atau pengertiannya sendiri, bukan jiplakan atau tiruan.
2.    Proses Berpikir

Proses berpikir merupakan salah satu rangkaian dalam mekanisme penafsiran terhadap stimuli. Dalam berpikir semua proses kognitif dilibatkan, mulai dari sensasi, persepsi dan memori.

Proses berpikir manusia memiliki dua ciri utama, yaitu :
1. Covert / unobservable (tidak terlihat).
Proses berpikir terjadi pada otak manusia dan secara fisik tidak dapat dilihat prosesnya (dalam pengertian pemrosesan informasinya). Sejumlah ahli yang mencoba memantau proses berpikir secara fisik hanya menemukan aktivitas listrik arus lemah dan proses kimiawi pada otak manusia yang sedang berpikir.
Dengan demikian, proses pengolahan informasi tak dapat diamati dan dilihat secara fisik maupun secara kimiawi. Pengolahan makna, baik semantic maupun visual bersifat abstrak sehingga tidak dapat dideteks denan panca indera.
2. Symbolic (melibatkan manipulasi dan penggunaan simbol)
Dalam berpikir, manusia mengolah (memanipulasikan) informasi yang berupa symbol-simbol, (baik symbol verbal maupun visual). Simbol-simbol itu akan memberikan makna pada informasi yang diolah.

Pikiran selalu sibuk dalam banyak kegiatan seperti rekoleksi (recollectioning), mengerti (termasuk mencocokkan pola dan perhatian terfokus), membayangkan (termasuk meditasi), dan navigasi. Penjabaran dari proses berpikir itu adalah;
1. Rekoleksi terjadi saat otak membaca ulang memory dari tempat penyimpanannya. Pembacaan ulang atau mengingat mungkin dapat terjadi secara tidak disengaja.
2. Pemolaan adalah suatu bagian dari otak-kanan, berpikir holistic. Seperti halnya yang diluar analisis, sisi verbal dari pemrosesan informasi kita (otak kiri) dan sisi artistic (otak kanan). Kegiatan pemolaan yang simultan membantu kita untuk menjalin hubungan.
3. Menelusuri jalur. Setiap tindakan yang diprakarsai oleh kita adalah tergantung pada suatu keputusan yang apabila dibantu dengan pola-pola yang cocok maka pikiran akan secara otomatis menggunakan kecocokan ini.
4. Mengerti adalah proses memperbesar rangkaian pola-pola atau menggabung-gabungkan banyak informasi ke dalam pola-pola yang sudah ada (de Bono).
5. Mencocokkan pola Pengolahan informasi membuat penggunaan besar dari pola-pola untuk menyederhanakan keputusan. Pola-pola diciptakan saat suatu tanggapan pada suatu situasi tertentu yang diingat.
6. Memusat (focus) berarti memilih satu perhatian saat mengeluarkan sisa memory dan pengalaman external
7. Meditasi adalah proses “pikiran” tanpa berpikir sadar.

Rene Descartes, seorang filsuf Perancis menungkapkan “Cogito ergo sum” yang artinya adalah: "aku berpikir maka aku ada". Maksudnya kalimat ini membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri. Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa manusia mulai berpikir.
Coger,1989 menjelaskan-dalam bukunya, Rational Infant-bahwa bayi dalam 'tahap infansi' sudah dapat berpikir logis.
Diperkuat oleh data (Monnier,1981) yang menunjukkan bahwa bayi berusia sekitar satu tahun dapat menggunakan kalkulus logis secara formal seperti anak usia remaja akhir. Artinya, kemampuan berpikir sudah ada pada manusia sejak tahun pertama kehidupan.
Proses-proses yang dilalui selama berpikir:
a.                   Pembentukan pengertian, artinya dari satu masalah, pikiran kita membuang cirri-ciri tambahan, sehingga tinggal cirri-ciri yang tipis (yang tidak boleh tidak ada) pada masalah itu.
b.                  Pembentukan pendapat, artinya pikiran kita menggabungkan atau  menceraikan beberapa pengertian, yang menjadi tanda khas dari masalah itu.
c.                   Pembentukan keputusan, artinya pikiran kita menggabungkan pendapat-pendapat tersebut.
d.                  Pembentukan kesimpulan, artinya pikiran kita menarik keputusan  dari keputusan-keputusan yang lain.[1]
Aspek-aspek proses berpikir:
a.                   Pengetahuan (apa yang anda tahu tentang objek itu ?).
b.                  Kemahiran kognitif (menyoal diri sendiri tentang objek itu).
c.                   Sikap dan nilai (keinginan untuk mengetehui tentang objek itu)
3.    Tahapan Berpikir

Sebagai sebuah proses yang cukup kompleks, kegiatan berpikir memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut;
1. Pembentukan konsep
Menyusun informasi tentang suatu entitas atau kumpulan informasi yang bermakna. Sebuah konsep dapat dijelaskan sebagai hubungan yang dipahami antara dua atau lebih fakta.
2. Pembentukan prinsip
Mengenali adanya hubungan antara atau antar konsep-konsep.
3. Pemahaman
Menghasilkan pengertian-pengertian dan pemahaman-pemahaman dengan menghubung-hubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
4. Pemecahan masalah
Menganalisis suatu keadaan yang membingungkan atau keadaan sulit untuk tujuan menghasilkan pemecahannya.
5. Mengambil keputusan
Proses memilih diantara alternatif-alternatif yang tersedia.
6. Penelitian
Melakukan penyelidikan untuk tujuan menetapkan dan mengesahkan satu atau lebih hipotesis.
7. Menyusun kesimpulan
Mengembangkan sesuatu berupa tulisan, musical, mekanikal atau artistic dari informasi atau pengetahuan yang dimiliki.
8. Penyampaian pesan
Menyampaikan informasi atau pengetahuan yang diterima/dimiliki kepada orang lain.

B.             Berpikir

Setiap individu terdiri atas 2 unsur utama yaitu, fisik dan psikis.

1.                Otak untuk Berpikir
Pengertian Otak
“Otak manusia adalah protoplasma yang paging komplek yang pernah dikenal di alam semesta ini. Inilah satu-satunya organ yang berkembang, sehingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri.
Jika dirawat oleh tubuh yang sehat dan lingkungan yang menimbulkan rangsangan, otak yang berfungsi dapat leap aktif dan reaktif selama lebih seratus tahun”. (Quantum Learning)
Kita baru mulai sadar bahwa otak manusia merupakan superkomputer biologis) dan kita baru mendekati ambang penemuan kemampuannya yang masih luar biasa. Dari hasih penelitian telah memperlihatkan bahwa kapasitas otak yang kita manfaatkan selama ini berapakali tidak sampai 1% dari kapasitas total otak kita. Berarti masih besar potensi otak yang belum termanfaatkan.
Selain itu di dalam tubuh manusia otak merupakan organ yang vital, karena otaklah yang mengatur seluruh sistem yang ada dalam tubuh manusia, sehingga tetap berjalan serasi dan seimbang. Untuk itu tugas kita sekarang adalah mempelajari perkembangan otak, agar dapat teroptimalkan dengan baik.
1.                Pengertian Berpikir
Dalam sebuah situs bebas, Bob Kizlik menyatakan bahwa berpikir adalah proses menciptakan rangkaian transaksi konektif terstruktur antara unsur-unsur dari informasi yang dipahami.
Berpikir adalah pekerjaan sadar dari otak.
Berpikir adalah :
1)  proses pengungkapan sesuatu dengan mengolah pengetahuan-pengetahuan yang telah ada dalam   benak kita sehingga diketahui,
2)  merupakan instrumen psikis paling penting. Dengan berpikir, kita dapat lebih mudahmengatasi berbagai masalah dalam hidup,
3)  daya yang paling utama dan merupakan ciri khas yang membedakan antara manusia dan hewan. Manusia dapat berpikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak, karena hanya memiliki instink, yang tidak perlu dipelajari dan diajarkan. Menurut Ngalim Purwanto “dalam berpikir orang mengolah, mengorganisasikan bagian-bagian dari pengetahuannya, sehingga pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun dan merupakan kebutan-kebulatan yang dapat dikuasai atau dipahami”.
4)      Menurut Drs. M. Ngalim, Mp (1990 : 43), berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.
5)      Menurut psikologi Gestalt, berpikir merupakan keaktifan psikis yang abstrak, yang prosesnya tidak dapat kita amati dengan alat indra kita.
6)      Berpikir ialah kebolehan manusia untuk membentuk konsep, member sebab atau membuat penentuan (Beyer, 1984).
7)      Berpikir merupakan pembentukan idea, pembentukan semua pengalaman dan penyusunan maklumat dalam bentuk tertentu (Fraenkel, 1980).
8)      Berpikir melibatkan pengelolaan operasi mental tertetu yang berlaku dalam pikiran atau system kognitif seseorang yang bertujuan menyelesaikan masalah (Mayer, 1977).
9)      Berpikir ialah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan antara pengetahuan-pengetahuan kita. Berpikir merupakan suatu proses dialektis, artinya selama kita berpikir, pikiran kita mengadakan tanya jawab pikiran kita. Untuk dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita dengan tepat.
Berpikir adalah proses mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau memberikan respons. Dalam berpikir seseorang mengolah informasi-informasi yang ada dengan menggunakan lambang-lambang visual, lambang grafis atau lambang verbal.
Berpikir adalah suatu aktivitas mental.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang berpikir, maka dapat dirumuskan bahwa berpikir merupakan proses menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan ataumenyelesaikan masalah.
2.                Hubungan Berpikir dengan Daya-daya Jiwa
Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Secara sederhana, berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir asosiatif merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons.Kemampuan siswa (seseorang) untuk melakukan hubungan asosiatif  yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar.
Disamping itu, daya ingat pun merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsure pokok dalam berpikir asosiatif. Jadi, siswa (seseorang) yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnta simpanan materi (pengetahuan dan pengertian) dalam memori, serta meningkatnya kemampuan menghubungan materi tersebut denga situasi atau stimulus yang sedang dihadapi.[1]  
Berpikir Rasional dan Kritis
Berpikir rasional dan kritis adalah perwuudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Dalam berpikir rasional, siswa (seseorang) dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan, danbahkan juga menciptakan hokum-hukum (kaidah teoritis) dan ramalan-ramalan. Dalam hal berpikir kritis, siswa (seseorang) dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan (Reber, 1988).
3.                Macam - Macam Pola Pikir

Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk

” kita adalah hasil apa yang kita pikirkan “
mindset.gif


Kita melihat banyak orang terpengaruh pada berbagai macam pola pikir. Pola pikir dapat pula mempengaruhi orang yang “non-verbal”. Pola pikir adalah kecenderungan manusiawi yang dinamis, ia dapat mempengaruhi siapa saja; ia dapat membantu kita, dapat pula merugikan kita.

Ada orang dengan pola pikir perfeksionis. Kita menilai diri kita begitu tajam sehingga sekilas kita tidak berani mencoba sesuatu yang tidak kita kuasai dengan sangat sempurna.

Ada orang dengan pola pikir obsesif, mengingat terus menerus sesuatu yang menakutkan kitasehingga kita menteror diri sendiri sampai rasa takut itu menjadi jauh lebih besar dari diri kita sendiri dan akhirnya kita berhenti sambil meyakini bahwa semuanya adalah malapetaka.

Ada juga orang dengan pola pikir pesimis. Kita meyakini bahwa kita telah dikutuk. Bagaimanapun kerasnya kita berusaha tapi yang datang selalu hal hal buruk. Kitapun tidak mampu melihat atau peduli akan keberhasilan kita karena kita memilih untuk hanya melihat pada kegagalan kita.

Ada orang dengan pola pikir bergantung pada orang lain. Kita sangat ingin untuk bebas tapi dilain pihak kita merasa bahwa hanya orang lain yang dapat menyelamatkan kita. Kita berpikir bahwa mereka mencintai kita karena mereka telah menyelamatkan kita. Kita merasa takut kehilangan hubungan baik yang telah lama dibina. Kita mendambakan kebebasan tapi kita sangat merasa tidak aman jika tidak bergantung pada mereka; takut mereka akan menelantarkan kita.

Ada orang dengan pola pikir “saling membutuhkan”. Kita memfokuskan diri untuk mencintai orang lain dan membuat orang yang dicintai menjadi bergantung pada kita dengan mencurahkan segala perhatian dan perasaan cinta kita kepadanya. Yang dicintai merasa orang lain tidak dapat mencintai-nya kecuali kita, Pada akhirnya orang yang kita cintai merasa tidak berdaya.

Ada orang dengan pola pikir membenci diri sendiri / suka melukai diri sendiri. Kita membuat diri kita sendiri menjadi seorang pesimis lalu melakukan hal yang sama pada orang lain. Tetap bertahan untuk tidak merubah diri bahkan mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti bahwa akan ada sesuatu yang berbahaya apabila kita keluar dari pola pikir yang lama.

Ada orang dengan pola pikir birokrat/dogmatik, memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aturan dan merasa kita yang paling tahu segalanya
Tapi kita juga dapat mempunyai pola pikir yang baik dan konstruktif.

Kita dapat memiliki pola pikir yang optimistis. Kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap, biar lambat asal selamat maka kita akan berhasil melakukan sesuatu yang teramat sulit
Kita juga dapat memilih pola pikir seorang yang realistis. Dapat mengalahkan rasa takut dan hal-hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu membuat rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri

Kita juga dapat mempunyai pola pikir Taoisme. Bahwasanya hitam tidak selalu jelek dan putihtidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika ada pada situasi yang tepat. Bahwa sesuatu yang kelihatan-nya baik mungkin dapat mencelakakan kita. Selalu berada dijalur tengah, berjalan dengan sendirinya tanpa diatur, tanpa emosi, menerima apa adanya tanpa penyesalan Ini merupakan cara terbaik untuk meraih kebahagiaan. Yang perlu kita pikirkan atau kuatirkan adalah saat sekarang ini, menit ini, detik ini, bukan kemarin ataupun esok hari. Semua langkah kita dapat dilakukan dengan benar jika kita tidak merasa putus asa dan tidak terlalu memikirkan hal-hal menakutkan yang belum terjadi atau memikirkan bahwa kita akan gagal. Jika kita dapat memfokuskan diri kita pada saat sekarang maka kita akan dapat jauh lebih sukses.

Kita juga dapat mempunyai pola pikir seorang yang mandiri. Tidak terlalu memikirkan perasaan orang lain sehingga orang lain dapat merasa bebas. Kita semua dapat menggali kemampuan diri secara bertahap sesuai kemampuan masing-masing tanpa harus mempunyai perasaan bersalah, rasa malu ataupun rasa terbebani.

Setiap saat kita dapat menentukan pilihan untuk merubah pola pikir apakah kita akan tetap dengan pola pikir yang positif atau pola pikir yang negative.
Pola pikir yang merusak diri ternyata dapat dirubah sehingga kita dapat bekerja dengan lebih baik, dapat menguatkan sesama, pemaaf, mandiri, dapat mengekspresikan diri dan punya cita-cita.
Pikiran merupakan hamba yang sangat berguna namun merupakan majikan yang paling kejam. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan pikiran anda.manusia adalah satu-satunya mahluk di dunia ini yang memiliki kemampuan berpikir mengenai proses berpikir. Istilah teknisnya adalah metakognisi. Sangat banyak orang yang tidak sadar, tidak tahu, pura-pura tidak tahu, atau bahkan tidak mau tahu bahwa mereka sebenarnya memiliki kemampuan ini. Dan oleh sebab itu mereka tidak pernah sadar bahwa seumur hidup mereka telah menjadi budak atau hamba dari pikiran mereka sendiri.
Pola berpikir seseorang biasanya mengikuti cara pola berpikir kebanyakan orang yaitu pola pikir mengejar perhargaan/ membela diri/ membuat alasan2/ mengucilkan diri, dll.
Apapun yang terjadi di dalam hidup kita merupakan realisasi dari pikiran kita yang dominan. Semakin kita memikirkan hal yang tidak kita inginkan, maka kita semakin cenderung mendapatkannya.


A.             Brainstorming
Teknik brainstorming dipopulerkan oleh Alex F. Osborn dalam bukunya Applied Imagination. Istilah brainstorming mungkin istilah yang paling sering digunakan, tetapi juga merupakan teknik yang paling tidak banyak dipahami. Orang menggunakan istilah brainstroming untuk mengacu pada proses untuk menghasilkan ide-ide baru atau proses untuk memecahkan masalah.
Teknik brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang nyleneh, liar, dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang kreatif. Brainstorming sering digunakan dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah bersama. Brainstorming juga dapat digunakan secara individual.
Brainstorming sudah lama dikenal sebagai teknik untuk mendapatkan ide-ide kreatif sebanyak mungkin dalam kelompok. Bagi yang belum mengenal brainstorming, teknik ini didasarkan atas empat syarat. Kelompok yang mengikuti brainstorming harus:
  • Menghasilkan ide-ide sebanyak mungkin
  • Menghasilkan ide-ide yang segila mungkin
  • Membangun ide dari ide-ide sebelumnya
  • Menghindari penilaian atas ide-ide yang dihasilkan
Sentral dari brainstorming adalah konsep menunda keputusan. Ketentuan dasar dari brainstorming adalah sebagai berikut:
Tunda Keputusan.
Jangan melakukan kritik terhadap setiap gagasan yang muncul. Jangan pula melakukan evaluasi terhadap gagasan tersebut. Gagasan dipilih setelah sekian banyak gagasan dilontarkan.
Munculkan sebanyak mungkin gagasan.
Munculkan gagasan sebanyak-banyaknya. Gunakan gagasan yang aneh dan lucu untuk merangsang gagasan-gagasan lain yang lebih baik.
Orang umumnya sangat hebat dalam menilai dan mengkritik. Mereka cenderung teralalu cepat menghambil keputusan, tanpa memberi kesempatan suatu gagasan berkembang.
Jika Anda menggunakan teknik brainstorming dalam rapat, lakukan langkah-langkah berikut:
-          Tuliskan permasalahan di papan tulis. Jelaskan masalah tersebut sehingga seluruh perserta rapat memiliki presepsi yang sama.
-          Persilahkan hadirin menyampaikan gagasannya. Jangan ada kritik, sangahan, atau evaluasi,apapun alasannya.
-          Munculkan sebanyak mungkin gagasan. Gunakan gagasan orang lain untuk merangsang gagasan kita sendiri. Gunakan gagasan yang aneh, nyleneh, liar, norak, dan berani untuk merangsang gagasan yang lebih baik.
-          Setelah sejumlah gagasan diperoleh, lakukan evaluasi kritis terhadap gagasan yang ada. Pilihlah gagasan terbaik.
Kelihatannya cara seperti ini memang bisa menghasilkan ide lebih banyak dibanding harus menghasilkan ide sendirian. Dalam buku yang terkenal, Applied Imagination karangan Alex Osborn, teknik brainstorming dikatakan mampu membuat individu menghasilkan ide dua kali lebih banyak dibanding bila bekerja sendirian.
Apakah itu benar?
Beberapa percobaan dilakukan untuk menguji kesimpulan Osborn tersebut. Tahun 1958, setahun setelah buku Osborn tersebut diterbitkan, sebuah penelitian membuktikan bahwa kesimpulan Osborn ternyata salah! Percobaan lain yang dilakukan tahun 1987 oleh Michael Diehl dan Wolfgang Stroebe dari Tubingen University di Jerman menghasilkan kesimpulan serupa.
Ide-ide yang dihasilkan brainstorming ternyata tidak mampu mengalahkan jumlah ide-ide yang dihasilkan oleh ide-ide yang dikumpulkan masing-masing anggota kelompok setelah mereka diminta bekerja sendirian.
Mengapa bisa demikian? Ada beberapa kemungkinan di sini. Kemungkinan pertama adalah apa yang disebut sebagai free rider phenomenon. Di sini, beberapa anggota kelompok lebih memilih untuk menyimpan pendapatnya dan membiarkan anggota lain berpartisipasi. Bisa jadi mereka merasa sesi brainstorming tersebut tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna untuk diri mereka sendiri. Alasan kedua adalah apa yang disebut dengan evaluation apprehension. Menurut teori ini, para peserta kemungkinan tidak berani menghasilkan ide-ide yang benar-benar gila karena kuatir akan ditertawakan di belakang. Diehl dan Stroebe mengakui adanya pengaruh kedua kemungkinan tersebut, walau tidak signifikan. Menurut mereka, yang paling berperan adalah fenomena ketiga yang disebut dengan blocking.
Apa itu blocking? Pada sesi brainstorming, para peserta akan bergantian mengemukakan idenya. Pada saat ada orang lain yang berbicara, sementara ada ide yang tiba-tiba muncul di otak Anda, Anda harus menunggu giliran. Dan karena kapasitas memori jangka pendek (short-term memory) manusia tidak mampu menghasilkan ide baru sementara masih harus mengingat ide sebelumnya yang belum dikeluarkan, Anda akan menghabiskan waktu tanpa mampu menghasilkan ide lebih lanjut. Terkadang, bila giliran untuk berbicara terlalu lama, bisa jadi Anda malah sudah melupakan ide yang hendak Anda sumbangkan. Fenomena ini juga didukung oleh fakta bahwa semakin banyak anggota kelompok yang ikut, semakin sedikit ide yang dihasilkan, bila dibandingkan dengan jumlah ide yang bisa dihasilkan bila masing-masing anggota kelompok bekerja sendirian.
Kalau demikian, bukankah brainstorming tidak berguna? Bukankah lebih baik bila kita bekerja sendirian dulu dan lalu ide-ide tersebut tinggal dikumpulkan dan digabung? Tentu saja tidak. Kelebihan brainstorming yang tidak dimiliki oleh kerja sendirian adalah kemampuannya menggabungkan ide dari beberapa individu. Karena itu yang harus dipikirkan adalah bagaimana memanfaatkan kelebihan tersebut sambil mengurangi kelemahannya.
Teknik sederhana berikut layak untuk dicoba. Sebelum sesi brainstorming dimulai, masing-masing peserta diberi secarik kertas dan diminta bekerja sendirian terlebih dahulu selama 20-30 menit. Minta mereka mendaftarkan sebanyak mungkin ide yang bisa dihasilkan. Setelah itu barulah mereka diminta bergabung dalam kelompok sambil membawa daftar tersebut. Untuk membuat sesi brainstorming menjadi hidup, jangan meminta mereka membaca daftar tersebut secara kaku. Tetap biarkan diskusi mengalir bebas, dan bila diskusi kebetulan menyinggung salah satu item pada daftar mereka, barulah item tersebut dikeluarkan. Minta kelompok terus menerus membangun ide yang satu dari ide lainnya. Pada akhir sesi, diharapkan semua item pada daftar peserta sudah dibahas. Dengan cara tersebut, brainstorming akan menghasilkan manfaat maksimal.


Fisbone Diagram (Diagram Tulang Ikan)

juga disebut cause-and-effect diagram (diagram sebab-akibat) dan Ishikawa Diagram (diagram Ishikawa)

variasi: menghasilkan enumeration diagram (diagram yang menyebutkan satu-per-satu permasalahan), process fishbone (fishbone mengenai proses), time-delay fishbone (fishbone mengenai keterlambatan/jeda waktu), CEDAC atau cause-and-effect diagram with the addition of cards (diagram sebab-akibat dengan tambahan kartu), desired-result fishbone (fishbone untuk hasil yang diinginkan), reverse fishbone diagram (diagram fishbone yang berkebalikan).

Fishbone diagram mengidentifikasi banyak penyebab yang mungkin dari sebuah efek atau permasalahan. Ini dapat digunakan untuk menyusun sesi brainstorming dan dengan cepat dapat digunakan untuk mengurutkan permasalahan-permasalahan ke dalam kategori-kategori yang sangat berguna. Fishbone juga memperlengkapi kita untuk menunjukkan permasalahan dan kategori potensial dari penyebab secara visual.

Kapan kita harus menggunakan fishbone diagram?
Ketika kita harus mengidentifikasi penyebab yang mungkin untuk sebuah permasalahan
Terutama ketika sebuah tim cenderung jatuh dalam kebiasaannya.
Cara membuat fishbone diagram:
Material/bahan-bahan yang dibutuhkan: flipchart atau papan tulis putih, spidol papan
  1. Mengerti letak permasalahan / efek. Menuliskannya pada bagian kanan tengah dari flipchart atau whiteboard. Menggambarkan sebuah kotak yang mengelilinginya dan menggambarkan sebuah panah yang menuju padanya.
  2. Lakukan brainstorm pada kategori-kategori mayor yang menyebabkan permasalahan. Jika ini terasa sulit, gunakan topik utama yang umum seperti:
    1. Rekomendasi untuk manufacturing industry / pabrik
      • Metode yang digunakan
      • Mesin (peralatan)
      • Orang (kekuatan manusia)
      • Material / bahan-bahan
      • Pengukuran
      • Lingkungan
    2. Rekomendasi untuk administrasi dan industri servis
      • Harga
      • Promosi
      • Orang
      • Proses
      • Tempat/Sumber tenaga
      • Kebijakan
      • Prosedur
      • Produk (untuk servis)
    3. Rekomendasi untuk industri servis
      • Keadaan sekitar
      • Pemenuh kebutuhan (supplier)
      • Sistem
      • Keahlian
  3. Tuliskan kategori-kategori dari penyebab sebagai cabang-cabang dari panah utama
  4. Lakukan brainstorm mengenai semua penyebab permasalahan yang mungkin terjadi. Tanyakan, "Mengapa ini terjadi?" Ketika tiap-tiap ide diberikan, fasilitator menuliskannya pada cabang dari kategori yang cocok. Penyebabnya dapat dituliskan di beberapa tempat jika berhubungan dengan kategori-kategori yang ada.
  5. Tanyakan lagi, "mengapa ini terjadi" tentang setiap penyebab. Tuliskan penyebab yang lebih detail / levelnya di bawah penyebab utama sebagai cabang dari penyebab utama. Kadang-kadang, penyebab yang detail, merupakan penyebab detail dari yang lain. Jika demikian, buatlah garis untuk menghubungkan penyebab itu. Level tiga dari diagram biasanya merupakan batas praktis dari diagram ini. Lanjutkan untuk menanyakan "mengapa" dan gali penyebab dengan level yang lebih dalam.
  6. Ketika grup sudah kehabisan ide, fokuskan perhatian pada grafik dimana semua ide ditunjukkan.
  7. Kemudian lingkari bagian yang seharusnya diselidiki. Jika tidak ada, gunakan voting singkat untuk megetahui pilihan utama yang memiliki peluang paling besar untuk sukses. Untuk tiap bagian yang dilingkari, diskusikan bagaimana dapat menyebabkan permasalahan.
  8. Sekali anda sudah melingkari bagian tersebut, anda harus segera membuat rencana untuk memecahkan permasalahan ini. Ini bisa saja dengan melakukan aksi level-tinggi dan penugasan tim untuk menganalisa, dilakukan diluar rapat membuat fishbone tersebut.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar