Powered By Blogger

Rabu, 09 Maret 2011

PEMERIKSAAN KLINIS CEDERA KEPALA

PEMERIKSAAN KLINIS CEDERA KEPALA
Pemeriksaan klinis merupakan pemeriksaan yang paling komprehensif dalam evaluasi diagnostik penderita-penderita cedera kepala, dimana dengan pemeriksaan=pemeriksaan serial yang cepat tepa dan noninvasif diharapkan dapat nenunjukkan progresifitas atau kemunduran dari proses penyakit atau gangguan tersebut. Sehubungan tinnginya insidensi kelainan / cedera sistemik penyerta (lebih dari 50%) pada kasus-kasus cedera kepala berat, maka perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut ;
  1. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran dinilai dengan skala Glasgow (GCS “Glasgow coma Scale). Skala ini merupakan gradasi sederhana dari “arousal” dan kapasitas fungsionil korteks serebral berdasarkan respon verbal, motorik dan mata penderita.
Respon motor terbaik
6
5
4
3
2
1

Mengikuti perintah
Terlokalisasi pada rasa sakit
Terjadi efek penarikan dari rasa sakit
Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal
Tidak ada pergerakan


Respon verbal terbaik
5
4
3
2
1


Terorientasi dan tepat
Percakapan yang membingungkan
Tidak tepat
Suara yang tidak dapat dimengerti
Tidak

Pembukaan mata
4
3
2
1

Spontan
Terhadap pembicaraan
Terhadap rasa sakit
Tidak ada pembukaan mata
2. Gerakan bola mata
Gerakan bola mata merupakan indeks penting untuk penilaian aktiffitas fungsional batang otak (formasio rektikularis). Penderita yang sadar penuh (alert) dan mempunyai gerakan bola mata yang baik menandakan intaknya sistem motorikokuler di batang otak. Pada keadaan kesadaran yang menurun, gerakan bola mata volunter menghilang, sehingga untuk menilai gerakannya ditentukan dari refleks okulosefalik dan okulovestibuler.
  1. Pupil
Penilaian ukuran pupil dan responnya terhadap rangsangan cahaya adalah pemeriksaan awal terpenting dalam menangani cedera kepala.
Salah satu gejala dini dari herniasi dari lobus temporal adalah dilatasi dan perlambatan respon cahaya pupil. Dalam hal ini adanya kompresi maupun distorsi saraf okulomotorius sewaktu kejadian herniasi tentorial unkal akan mengganggu funsi akson parasimpatis yang menghantarkan sinyal eferen untuk konstrksi pupil.
Perubahan pupil pada hematom epidural dapat dilihat dari tabel
clip_image002[8]
  1. Fungsi motorik
Biasanya hanya merupakan pelengkap saja mengingat kadang sulit mendapatkan penilaian akurat dari penderita dengan penurunan kesadaran. Masing-masing ekstremitas digradasi kekuatannya dengan skala sebagai berikut:
Normal : 5
Menurun moderat : 4
Menurun berat (dapat melawan gravitasi) : 3
Tidak dapat melawan gravirasi : 2
Sedikit bergerak : 1
Tidak ada pergerakan : 0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar